Tampilkan postingan dengan label kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kisah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 09 Agustus 2009

“Nikmatilah Kopinya, Bukan Cangkirnya"

Sekelompok alumni satu universitas yang telah mapan dalam karir
masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang
telah
tua. Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain tentang
stess di
pekerjaan dan kehidupan mereka.

Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali
dengan
poci besar berisi kopi dan cangkir berbagai jenis - dari porselin,
plastik,
gelas, kristal, gelas biasa, beberapa diantara gelas mahal dan
beberapa
lainnya sangat indah - dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya
untuk
menuang sendiri kopinya.

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan,
professor itu
mengatakan : "Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan
mahal
telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah
saja.
Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi
diri
kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan
stress yang
kalian alami."

"Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas
kopi. Dalam
banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan
menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan
sebenarnya
adalah kopi, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara sadar mengambil
cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain."

"Sekarang perhatikan hal ini : Kehidupan bagai kopi, sedangkan
pekerjaan,
uang dan posisi dalam masyarakat adalah cangkirnya. Cangkir bagaikan
alat
untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki
tidak
mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita
hidupi.
Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal
untuk
menikmati kopi yang Allah sediakan bagi kita."

Allah memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya. Jadi nikmatilah
kopinya,
jangan cangkirnya.

Sadarilah jika kehidupan anda itu lebih penting dibanding pekerjaan
anda.
Jika pekerjaan anda membatasi diri anda dan mengendalikan hidup
anda, anda
menjadi orang yang mudah diserang dan rapuh akibat perubahan keadaan.
Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak merubah
diri
anda sebagai manusia. Pastikan anda membuat tabungan kesuksesan dalam
kehidupan selain dari pekerjaan anda.
__._,_.___

Hikmah :

QS Al Hadid
20. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
21. Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar.

Di Copas dari artikel kiriman di grup " Inspiring Story II (Kisah-Kisah Pembangun Jiwa)
" di facebook

Baca Selengkapnya...

Sabtu, 27 Juni 2009

Selamat Ulang Tahun Mama....

(Kisah nyata termuat dalam Xia Wen Pao, 2007 )

Siu Lan, seorang janda miskin memiliki seorang putri kecil berumur 7 tahun, Lie Mei. Kemiskinan memaksanya untuk membuat sendiri kue-kue dan menjajakannya di pasar untuk biaya hidup berdua. Hidup penuh kekurangan membuat Lie Mei tidak pernah bermanja-manja pada ibunya, seperti anak kecil lain.



Suatu ketika dimusim dingin, saat selesai membuat kue, Siu Lan melihat
keranjang penjaja kuenya sudah rusak berat. Dia berpesan agar Lie Mei
menunggu di rumah karena dia akan membeli keranjang kue yang baru.

Pulang dari membeli keranjang kue, Siu Lan menemukan pintu rumah tidak
terkunci dan Lie Mei tidak ada di rumah. Marahlah Siu Lan.Putrinya
benar-benar tidak tahu diri, sudah hidup susah masih juga pergi bermain
dengan teman-temannya. Lie Mei tidak menunggu rumah seperti pesannya.

Siu Lan menyusun kue kedalam keranjang, dan pergi keluar rumah untuk
menjajakannya. Dinginnya salju yang memenuhi jalan tidak menyurutkan niatnya untuk menjual kue. Bagaimana lagi ? Mereka harus dapat uang untuk makan.

Sebagai hukuman bagi Lie Mei, putrinya, pintu rumah dikunci Siu Lan dari
luar agar Lie Mei tidak bisa pulang. Putri kecil itu harus diberi pelajaran,
pikirnya geram. Lie Mei sudah berani kurang ajar tidak mematuhi perintah ibunya.

oOO

Sepulang menjajakan kue, Siu Lan menemukan Lie Mei, gadis kecil itu
tergeletak di depan pintu. Siu Lan berlari memeluk Lie Mei yang membeku dan sudah tidak bernyawa.. Siu Lan berteriak membelah kebekuan salju dan menangis meraung-raung, tapi Lie Mei tetap tidak bergerak. Dengan segera, Siu Lan membopong Lie Mei masuk ke rumah.

Siu Lan menggoncang- goncangkan tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan nama Lie Mei. Tiba-tiba jatuh sebuah bungkusan kecil dari tangan Lie Mei.Siu Lan mengambil bungkusan kecil itu, dia membukanya. Isinya sebungkus kecil biskuit yang dibungkus kertas usang.

Siu Lan mengenali tulisan pada kertas usang itu adalah tulisan Lie Mei yang masih berantakan namun tetap terbaca *,"Hi..hi..hi. . mama pasti lupa. Ini hari istimewa buat mama. Aku membelikan biskuit kecil ini untuk hadiah. Uangku tidak cukup untuk membeli biskuit ukuran besar. Hi…hi…hi.. mama selamat ulang tahun ya."* Rupa-rupanya Lie Mei keluar diam-diam untuk memberikan kejutan pada Ulang tahun Ibunya

oOo

Jangan tergesa-gesa menilai seseorang berdasarkan persepsi kita, karena persepsi kita belum tentu benar..

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu menggunjing atau memfitnah sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang". (Al Hujarat : 12)

Di COPAS dari:

kiriman teman saya Budi Hidayat di facebook

Baca Selengkapnya...

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified